Labels

Tuesday, March 18, 2014

Contoh Biografi

AUTOBIOGRAFI


    

Nama : Nikmatul Lail
NIK : 3573026808960005
Tempat/Tgl Lahir : MALANG, 28-08-1996
Alamat : Jln. Bromo Gg1/139 Malang


AUTOBIOGRAFI
Pada tahun1996, hari Rabu tanggal 28Agustus di rumah nenek, tepatnya pukul 14.00. Lahirlah seorang bayi perempuan dengan berat 2,8 kg dan panjang 50 cm.
Inilah saya, Nikmatul Lail. Saya adalah putri dari pasangan Sarno dan Misti Triastutik. Orang tua saya menikah pada tahun 1994. Saya berdarah Jawa. Dulu ayah saya bekerja sebagai tukang bakso semenjak tahun 1986 sampai sekarang. Namun sekarang ayah saya mampu mendirikan usaha bakso sendiri dan mempunyai pegawai sendiri. Lalu Ibu saya adalah seorang Ibu rumah tangga yang selalu siap melayani suami dan anaknya. Saya menganut agama Islam. Dan tinggal di sebuah gubuk yang sederhana di wilayah Dsn Tlogosari kecamatan donomulyo kab. Malang.
Tahun 1996, Saya dibawa merantau orang tua saya ke Kota Malang agar ayah saya bisa manafkahi saya beserta ibu saya dengan mudah. Pada tahun 1998 Orang tua saya kembali lagi pulang kekampung halaman dan pada saat itu pula adek saya yang bernama miftakhul jannah dilahirkan oleh ibu saya.
Pada tahun 2000 Saya bisa bersekolah di taman kanak-kanak Muslimat Nu-15 malang tempatnya di Jln.brigjen slamet riadi. Setahun lebih 1 bulan lamanya saya menempuh pendidikan di sana. Setelah itu pada tahun 2001 melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah formal di SDN Klojen Malang , yang jaraknya tak jauh dari rumah saya. Tahun 2003 ayah dan ibu saya mempunyai anak lagi yang bernama Kana nawa fila rizki khasana, Dia adalah adek saya yang nomor dua setelah mifta, adek saya lahir sewaktu saya masih kelas 2SD. Dia sangat lucu sekali dan sangat disayang oleh kedua orang tua saya. Saya adalah anak tertua dari kedua adik-adik saya jadi dari kecil saya belajar untuk tidak cenggeng. Sewaktu adek saya lahir saya dititipkan oleh bapak saya ke Budhe saya yang rumahnya tidak jauh dari rumah saya. Saya menangis karena tidak bisa melihat ibu saya sewaktu ibu saya melahirkan adek saya. Waktu itu saya sangat kecil jadi saya berfikir kalau itu jahat. Akan tetapi ke-esokan harinya Ayah saya mengajak saya untuk menjenguk ibu dan adek saya yang baru lahir setelah pulang dari sekolah. Perasaaan saya senang sekali meskipun tidak bertemu dengan adek saya yang baru lahir tapi saya bisa melihat ibu saya yang keadaannya baik-baik saja. Dari kecil, saya suka sekali membaca cerpen di majalah anak-anak. Sewaktu SD, majalah yang saya baca adalah majalah Bobo dan sering mengirim jawaban teka-teki silang yang ada di majalah Bobo. Saat masih duduk dibangku kulas 3 saya memdapatkan teman dekat yang sangat baik kepada saya kami berbagi canda tawa dan tangis mereka bernama Devi, Ela, Damai, Frendi, dan Wawan. Setiap ada pelajaran yang saya tak mengetahui caranya bagaiman dan teman saya yang bernama Frendi mengajari bagaimana langkah-langkah untuk mengerjakan soal tersebut.
Kelas 5SD saya harus berpisah dengan sahabat saya yang bernama Devi, kami semua sedih karena bagi kami devi adalah seorang sosok sahabat yang selalu riang dan senang meskipun dia tenggah bersedih Dia Pindah sekolah karena Ayahnya akan pindah dinas ke kota kertosono. Kami selalu berbagi dan pulang sekolah bersama-sama karena jarak antara rumah kami tidak jauh. Sewaktu kelas 6 SD persahabatan kami pecah karena Ela menyukai sahabatku Damai, dan Damai merasa tak suka dan akhirnya kami berpisah. Sedih sekali rasanya harus kehilanggan satu demi satu sahabat saya. Dan semua itu mengajarkan saya Setiap ada pengenalan pasti ada perpisahan. Saat kelas 6 SD saya mendapat teman baru yang bernama Hilda dia adalah perempuan yang sangat sabar, periang, dan selalu mensuprot saya dalam berbagai hal apapun itu. Hilda adalah seorang teman yang mampu mengajarkan saya untuk tidak membalas setiap perkataan orang yang mengunjing kita. Sekuat apapun atau sekasar apapun perkataan itu semua itu pasti ada balasannya. Saya dan Hilda Les privat untuk bahan mata pelajaran yang akan diUASBN-kan. Tryout kota saya mendapat rangking 3 saya senang sekali karena usaha belajar saya seama ini tidak sia-sia.
Pada tahun 2008 saya melanjutkan sekolah di SMPN 12 MALANG. Kelas 1 nilai matematika saya pada semester 1 sangat mengecewakan karena hasil yang saya peroleh tidak sesuai dengan keinginan saya. Saya sedih, namun saya selalu tetap berusaha untuk mendapatkan nilai bagus meskipun saya tidak memasuki 5besar. Kelas 3SMP adalah kelas dimana saya mempunyai banyak kenang-kenangan bersama teman-teman saya karena disana kami bermain bersama bercanda bersama saling mengajarkan mata pelajaran yang salah satu kita tidak mengetahui dan yang lainnya bisa. Disaat menjelang ujian Nasional saya les dimahasiswi dekat rumah sya setiap pulang sekolah saya mandi lalu sholat dan pergi ke rumah guru les untuk membahas soal-soal ujian nasional yang akan diujikan. Berusaha keras saya untuk mendapat nilai bagus dalam mencapi nilai yang memuaskan saat ujian nasional. Tapi yang aku dapatkan adalah nilai yang tidak memuaskan. Itu semua dikarenakan saya kurang teliti dalam menjawab soal. Setelah saya selesai ujian Nasional sekolah mengadakan rekreasi ke WBL( Wisata Bahari Lamongan) Disana kami menaiki wahana dan saling berfoto-foto akan tetapi saya tak ikut berfoto karena saya terpisah dari rombongan. Bulan juli setelah penggumuman ayah saya mengusulkan saya untuk sekolah dan mondok tapi sya tak ingin karena itu sangat melelahkan, karena saya harus membagi waktu saya mana sekolah mana mengaji dan mana mengerjakan tugas sekolah. Jadi saya putuskan untuk berhenti sekolah selam 1tahun untuk menuntut ilmu agama dipondok pesantren. PONDOK PESANTREN BANI SYIHAB adalah pondok yang saya tempati. Tempatnya di kebon sari. Disana saya mendapatkan pengalaman hidup, dan disana saya diajarkan hidup mandiri, agama, ketertiban,sabar tawakal, dan tentang ilmu-ilmu agama yang lain. Dari kecil saya ingin menjadi mubaleghot. Tapi cita-cita saya yang lain saya ingin menjadi perawat atau psikolog yang merawat bayi, lansia, ataupun orang sakit.
Hari pertama dipondok saya tidak betah karena saya belum terbiasa hidup jauh dari orang tua. Akan tetapi setelah selama 2minggu saya berada didalam pondok saya mulai betah karena ternyata mondok itu tak seburuk yang saya bayangkan, Orang tua saya menengok sya seminggu sekali, Dan selalu mengajak saya keluar membeli makanan untuk dibagikan kepada teman-teman saya. Sewaktu saya mendapat masalah dipondok karena salah paham, saya menelepon ayah saya dan bilang ingin pulang karena takut. Saat itu saya masih berusia 15 tahun. Kemudian ayah saya datang dan menanyakan masalsah apa yang saya alami dan ternyata itu hanya salah paham antara orang lain kepada saya. Sebelum ayah saya pulang saya dibelikan ayah saya ice cream dan roti kesukaan saya supaya saya tidak menangis lagi karena masalah itu. Itu semua mengajrkan saya bahwa masalah itu baiknya dibicarakan baik-baik bukan dengan menyindir atau mngolok-ngolok orang lain.
Dalam pondok pesantren tersebut perempuan dibolehkan keluar pondok pada hari jum’at, dan untuk laki-laki keluar pada hari senin. Kegiatan pondok dimulai pada jam 02.00 untuk melakukan sholat tahajud, kemudian jam 04.00 sholat subuh, setelah sholat subuh para siswa-siswi pondok ada yang melakukan kegiatan amal sholeh untuk membersihkan masjid, ada juga yang memasak, piket memberesihkan ruang makan,kamar mandi dan halaman masjid. Jam 07.00 sarapan pagi, jam 07.30 pengajian pagi membahas tentang hadist yang menyangkut cerita dan sunah-sunah rasul dan nabi. Ketika jam mulai menunjukkan pukul 12.00 kami melantkan untuk sholat dhuhur. Pengajian dilanjutkan pukul 13.00 sampai 15.00 yang membahas tentang al-qur’an. Dalam mencari ilmu didalam pondok terkadang saya merenung karena saya berfikir kalau saya tidak mondok saya nanti bakalan tidak mengerti hokum-hukum islam yang terkandung dlam al-qur’an dan hadist.


Orang tua saya selalu mengajarti saya bagaimana kita harus sabar dan tawakal ketika banyak orang yang sedang menjatuhkan kita. Dan itu terbukti dan ada didalam al-quran akan lebih baiknya seseorang itu bila diam meskipun dia mampu untuk menjelaskan atau melawan. Pada pukul 19.30 pengajian dilanjutkan dengan membahas tentang ilmu-ilmu yang terkandung dalam al-quran sampai tepatnya pada pukul 22.00 pengajian usai ,Semua saya lakukan bersama teman-teman saya yang selalu mendukung saya dan benar-benar mensuprot saya. Dipondok mal;ang tersebut tidak hanya dari malang saja orang yang menuntut ilmu tapi dari berbagai daerah, yaitu; daerah Sulawesi, Papua, Sumatra, Kalimantan Madura, Bali. Dan ada juga yang dari Malaysia. Dari berbagai daerah tersebut mengajarkan kita bagaimana kita menghargai pendapat dan perkataan orang lain, karena setiap daerah memiliki logat bahasa yang berbeda terkadang juga itu membuat kita semua menjadi bertengkar.
Setelah itu saya memutuskan untuk berhenti mondok dan melanjutkan sekolah. Pertama kali saya disuruh oleh ayah saya agar mendaftar di SMK N 2 Malang mengambil jurusan keperawatan. Saya mendaftar disana mengambil jurusan keperawatan pada jalur I, namun alhasil saya gagal diterima. Akhirnya saya mencoba kembali mendaftar pada jalur ke-II, namun hasilnya sama saja. Mungkin saja saya ditakdirkan bukan menjadi perawat. Pada saat itu ada tetangga saya yang anaknya bersekolah di SMA”ISLAM” dan orang tua saya diberi tawaran agar saya disekolahkan disana. Selain uang gedung dan SPP yang murah, di SMA”ISLAM” juga mempunyai fasilitas yang cukup baik. Akhirnya saya oleh ayah saya didaftarkan di sekolah tersebut, dan hasilnya Alhamdulillah diterima.
Saya diteima dan masuk di kelas X-G. Disana mendapat banyak sekali teman. Dan saya mempunyai teman yang dekat sekalio dengan saya yang bernama Donna, Cindy, Nisa, dan Rini. Hanya bersama merekalah saya bias berbagi suka maupun duka. Pada saat kelas X saya juga pernah dikirim untuk mengikuti lomba “OLIMPIADE KEBUMIAN” saya ditunjuk oleh Pak Dimas untuk mewakili Sekolah. Meskipun saya tidak masuk dalam 10 besar tapi itu cukup menjadikan sebuah pengalaman untuk saya. Saya merasa sedih sekali karena saya harus berpisah dengan teman baik saya yang bernama Nisa, dan Donna. Namun, meskipun seperti itu saya merasa bangga karena saya dapat masuk ke dalam kelas XI-IPA1 yang klatanya termasuk kelas unggulan. Padahal saya dulu tidak mendapatkan rangking 10 besar.
Menginjak beberapa bulan, salah satui temanku melupakan semua kenangan saat suka, senang, sedih bersama Cindy, dan Nisa. Perasaanku sangat sedih sekali, karena dia melupakan kawan lama saat bertemu kawan baru. Pada saat inilah saya mengerti apa yang dimaksud dari kalimat “ jangan pernah lupakan kawan lama saat kau bertemu dengan kawan baru”.
Dari semua yang saya alami membuat saya berfikir lebih dewasa meskipun kadang saya masih kekanak-kanak an tapi semua itu perlu tahap dan proses yang tentunya sangat panjang. Orang tua adalah orang pertama yang selalu mengajari saya dari hal yang sebenarnya sepele sampai serius, selalu mengarahkan saya kejalan yang baik, Sahabat adalah teman yang selalu mendukung hal-hal baik yang akan saya lakukan. Keluarga adalah tempat utama yang selalu memberi motivasi dan semangat akan keputusan apa saja yang saya ambil. Dan guru adalah pembimbing saya dalam pelajaran dan mengajarkan saya berbagai ilmu yang sebelumnya saya tidak tahu menjadi tahu.






No comments:

Post a Comment