AUTOBIOGRAFI
Nama
: Nikmatul Lail
NIK
: 3573026808960005
Tempat/Tgl
Lahir : MALANG, 28-08-1996
Alamat
: Jln. Bromo Gg1/139 Malang
AUTOBIOGRAFI
Pada
tahun1996, hari Rabu tanggal 28Agustus di rumah nenek, tepatnya
pukul 14.00. Lahirlah seorang bayi perempuan dengan berat 2,8 kg dan
panjang 50 cm.
Inilah
saya, Nikmatul Lail. Saya adalah putri dari pasangan Sarno dan Misti
Triastutik. Orang tua saya menikah pada tahun 1994. Saya berdarah
Jawa. Dulu ayah saya bekerja sebagai tukang bakso semenjak tahun
1986 sampai sekarang. Namun sekarang ayah saya mampu mendirikan usaha
bakso sendiri dan mempunyai pegawai sendiri. Lalu Ibu saya adalah
seorang Ibu rumah tangga yang selalu siap melayani suami dan anaknya.
Saya menganut agama Islam. Dan tinggal di sebuah gubuk yang sederhana
di wilayah Dsn Tlogosari kecamatan donomulyo kab. Malang.
Tahun 1996, Saya
dibawa merantau orang tua saya ke Kota Malang agar ayah saya bisa
manafkahi saya beserta ibu saya dengan mudah. Pada tahun 1998 Orang
tua saya kembali lagi pulang kekampung halaman dan pada saat itu pula
adek saya yang bernama miftakhul jannah dilahirkan oleh ibu saya.
Pada
tahun 2000 Saya bisa bersekolah di taman kanak-kanak Muslimat Nu-15
malang tempatnya di Jln.brigjen slamet riadi. Setahun lebih 1 bulan
lamanya saya menempuh pendidikan di sana. Setelah itu pada tahun 2001
melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah formal di SDN Klojen Malang
, yang jaraknya tak jauh dari rumah saya. Tahun 2003 ayah dan ibu
saya mempunyai anak lagi yang bernama Kana nawa fila rizki khasana,
Dia adalah adek saya yang nomor dua setelah mifta, adek saya lahir
sewaktu saya masih kelas 2SD. Dia sangat lucu sekali dan sangat
disayang oleh kedua orang tua saya. Saya adalah anak tertua dari
kedua adik-adik saya jadi dari kecil saya belajar untuk tidak
cenggeng. Sewaktu adek saya lahir saya dititipkan oleh bapak saya ke
Budhe saya yang rumahnya tidak jauh dari rumah saya. Saya menangis
karena tidak bisa melihat ibu saya sewaktu ibu saya melahirkan adek
saya. Waktu itu saya sangat kecil jadi saya berfikir kalau itu jahat.
Akan tetapi ke-esokan harinya Ayah saya mengajak saya untuk menjenguk
ibu dan adek saya yang baru lahir setelah pulang dari sekolah.
Perasaaan saya senang sekali meskipun tidak bertemu dengan adek saya
yang baru lahir tapi saya bisa melihat ibu saya yang keadaannya
baik-baik saja. Dari kecil, saya suka sekali membaca cerpen di
majalah anak-anak. Sewaktu SD, majalah yang saya baca adalah majalah
Bobo dan sering mengirim jawaban teka-teki silang yang ada di majalah
Bobo. Saat masih duduk dibangku kulas 3 saya memdapatkan teman dekat
yang sangat baik kepada saya kami berbagi canda tawa dan tangis
mereka bernama Devi, Ela, Damai, Frendi, dan Wawan. Setiap ada
pelajaran yang saya tak mengetahui caranya bagaiman dan teman saya
yang bernama Frendi mengajari bagaimana langkah-langkah untuk
mengerjakan soal tersebut.
Kelas
5SD saya harus berpisah dengan sahabat saya yang bernama Devi, kami
semua sedih karena bagi kami devi adalah seorang sosok sahabat yang
selalu riang dan senang meskipun dia tenggah bersedih Dia Pindah
sekolah karena Ayahnya akan pindah dinas ke kota kertosono. Kami
selalu berbagi dan pulang sekolah bersama-sama karena jarak antara
rumah kami tidak jauh. Sewaktu kelas 6 SD persahabatan kami pecah
karena Ela menyukai sahabatku Damai, dan Damai merasa tak suka dan
akhirnya kami berpisah. Sedih sekali rasanya harus kehilanggan satu
demi satu sahabat saya. Dan semua itu mengajarkan saya Setiap ada
pengenalan pasti ada perpisahan. Saat kelas 6 SD saya mendapat teman
baru yang bernama Hilda dia adalah perempuan yang sangat sabar,
periang, dan selalu mensuprot saya dalam berbagai hal apapun itu.
Hilda adalah seorang teman yang mampu mengajarkan saya untuk tidak
membalas setiap perkataan orang yang mengunjing kita. Sekuat apapun
atau sekasar apapun perkataan itu semua itu pasti ada balasannya.
Saya dan Hilda Les privat untuk bahan mata pelajaran yang akan
diUASBN-kan. Tryout kota saya mendapat rangking 3 saya senang sekali
karena usaha belajar saya seama ini tidak sia-sia.
Pada tahun 2008
saya melanjutkan sekolah di SMPN 12 MALANG. Kelas 1 nilai matematika
saya pada semester 1 sangat mengecewakan karena hasil yang saya
peroleh tidak sesuai dengan keinginan saya. Saya sedih, namun saya
selalu tetap berusaha untuk mendapatkan nilai bagus meskipun saya
tidak memasuki 5besar. Kelas 3SMP adalah kelas dimana saya mempunyai
banyak kenang-kenangan bersama teman-teman saya karena disana kami
bermain bersama bercanda bersama saling mengajarkan mata pelajaran
yang salah satu kita tidak mengetahui dan yang lainnya bisa. Disaat
menjelang ujian Nasional saya les dimahasiswi dekat rumah sya setiap
pulang sekolah saya mandi lalu sholat dan pergi ke rumah guru les
untuk membahas soal-soal ujian nasional yang akan diujikan. Berusaha
keras saya untuk mendapat nilai bagus dalam mencapi nilai yang
memuaskan saat ujian nasional. Tapi yang aku dapatkan adalah nilai
yang tidak memuaskan. Itu semua dikarenakan saya kurang teliti dalam
menjawab soal. Setelah saya selesai ujian Nasional sekolah mengadakan
rekreasi ke WBL( Wisata Bahari Lamongan) Disana kami menaiki wahana
dan saling berfoto-foto akan tetapi saya tak ikut berfoto karena saya
terpisah dari rombongan. Bulan juli setelah penggumuman ayah saya
mengusulkan saya untuk sekolah dan mondok tapi sya tak ingin karena
itu sangat melelahkan, karena saya harus membagi waktu saya mana
sekolah mana mengaji dan mana mengerjakan tugas sekolah. Jadi saya
putuskan untuk berhenti sekolah selam 1tahun untuk menuntut ilmu
agama dipondok pesantren. PONDOK PESANTREN BANI SYIHAB adalah pondok
yang saya tempati. Tempatnya di kebon sari. Disana saya mendapatkan
pengalaman hidup, dan disana saya diajarkan hidup mandiri, agama,
ketertiban,sabar tawakal, dan tentang ilmu-ilmu agama yang lain. Dari
kecil saya ingin menjadi mubaleghot. Tapi cita-cita saya yang lain
saya ingin menjadi perawat atau psikolog yang merawat bayi, lansia,
ataupun orang sakit.
Hari pertama
dipondok saya tidak betah karena saya belum terbiasa hidup jauh dari
orang tua. Akan tetapi setelah selama 2minggu saya berada didalam
pondok saya mulai betah karena ternyata mondok itu tak seburuk yang
saya bayangkan, Orang tua saya menengok sya seminggu sekali, Dan
selalu mengajak saya keluar membeli makanan untuk dibagikan kepada
teman-teman saya. Sewaktu saya mendapat masalah dipondok karena salah
paham, saya menelepon ayah saya dan bilang ingin pulang karena takut.
Saat itu saya masih berusia 15 tahun. Kemudian ayah saya datang dan
menanyakan masalsah apa yang saya alami dan ternyata itu hanya salah
paham antara orang lain kepada saya. Sebelum ayah saya pulang saya
dibelikan ayah saya ice cream dan roti kesukaan saya supaya saya
tidak menangis lagi karena masalah itu. Itu semua mengajrkan saya
bahwa masalah itu baiknya dibicarakan baik-baik bukan dengan
menyindir atau mngolok-ngolok orang lain.
Dalam pondok
pesantren tersebut perempuan dibolehkan keluar pondok pada hari
jum’at, dan untuk laki-laki keluar pada hari senin. Kegiatan pondok
dimulai pada jam 02.00 untuk melakukan sholat tahajud, kemudian jam
04.00 sholat subuh, setelah sholat subuh para siswa-siswi pondok ada
yang melakukan kegiatan amal sholeh untuk membersihkan masjid, ada
juga yang memasak, piket memberesihkan ruang makan,kamar mandi dan
halaman masjid. Jam 07.00 sarapan pagi, jam 07.30 pengajian pagi
membahas tentang hadist yang menyangkut cerita dan sunah-sunah rasul
dan nabi. Ketika jam mulai menunjukkan pukul 12.00 kami melantkan
untuk sholat dhuhur. Pengajian dilanjutkan pukul 13.00 sampai 15.00
yang membahas tentang al-qur’an. Dalam mencari ilmu didalam pondok
terkadang saya merenung karena saya berfikir kalau saya tidak mondok
saya nanti bakalan tidak mengerti hokum-hukum islam yang terkandung
dlam al-qur’an dan hadist.
Orang tua saya
selalu mengajarti saya bagaimana kita harus sabar dan tawakal ketika
banyak orang yang sedang menjatuhkan kita. Dan itu terbukti dan ada
didalam al-quran akan lebih baiknya seseorang itu bila diam meskipun
dia mampu untuk menjelaskan atau melawan. Pada pukul 19.30 pengajian
dilanjutkan dengan membahas tentang ilmu-ilmu yang terkandung dalam
al-quran sampai tepatnya pada pukul 22.00 pengajian usai ,Semua saya
lakukan bersama teman-teman saya yang selalu mendukung saya dan
benar-benar mensuprot saya. Dipondok mal;ang tersebut tidak hanya
dari malang saja orang yang menuntut ilmu tapi dari berbagai daerah,
yaitu; daerah Sulawesi, Papua, Sumatra, Kalimantan Madura, Bali. Dan
ada juga yang dari Malaysia. Dari berbagai daerah tersebut
mengajarkan kita bagaimana kita menghargai pendapat dan perkataan
orang lain, karena setiap daerah memiliki logat bahasa yang berbeda
terkadang juga itu membuat kita semua menjadi bertengkar.
Setelah itu saya
memutuskan untuk berhenti mondok dan melanjutkan sekolah. Pertama
kali saya disuruh oleh ayah saya agar mendaftar di SMK N 2 Malang
mengambil jurusan keperawatan. Saya mendaftar disana mengambil
jurusan keperawatan pada jalur I, namun alhasil saya gagal diterima.
Akhirnya saya mencoba kembali mendaftar pada jalur ke-II, namun
hasilnya sama saja. Mungkin saja saya ditakdirkan bukan menjadi
perawat. Pada saat itu ada tetangga saya yang anaknya bersekolah di
SMA”ISLAM” dan orang tua saya diberi tawaran agar saya
disekolahkan disana. Selain uang gedung dan SPP yang murah, di
SMA”ISLAM” juga mempunyai fasilitas yang cukup baik. Akhirnya
saya oleh ayah saya didaftarkan di sekolah tersebut, dan hasilnya
Alhamdulillah diterima.
Saya diteima dan
masuk di kelas X-G. Disana mendapat banyak sekali teman. Dan saya
mempunyai teman yang dekat sekalio dengan saya yang bernama Donna,
Cindy, Nisa, dan Rini. Hanya bersama merekalah saya bias berbagi suka
maupun duka. Pada saat kelas X saya juga pernah dikirim untuk
mengikuti lomba “OLIMPIADE KEBUMIAN” saya ditunjuk oleh Pak Dimas
untuk mewakili Sekolah. Meskipun saya tidak masuk dalam 10 besar tapi
itu cukup menjadikan sebuah pengalaman untuk saya. Saya merasa sedih
sekali karena saya harus berpisah dengan teman baik saya yang bernama
Nisa, dan Donna. Namun, meskipun seperti itu saya merasa bangga
karena saya dapat masuk ke dalam kelas XI-IPA1 yang klatanya termasuk
kelas unggulan. Padahal saya dulu tidak mendapatkan rangking 10
besar.
Menginjak beberapa
bulan, salah satui temanku melupakan semua kenangan saat suka,
senang, sedih bersama Cindy, dan Nisa. Perasaanku sangat sedih
sekali, karena dia melupakan kawan lama saat bertemu kawan baru. Pada
saat inilah saya mengerti apa yang dimaksud dari kalimat “ jangan
pernah lupakan kawan lama saat kau bertemu dengan kawan baru”.
Dari semua yang saya
alami membuat saya berfikir lebih dewasa meskipun kadang saya masih
kekanak-kanak an tapi semua itu perlu tahap dan proses yang tentunya
sangat panjang. Orang tua adalah orang pertama yang selalu mengajari
saya dari hal yang sebenarnya sepele sampai serius, selalu
mengarahkan saya kejalan yang baik, Sahabat adalah teman yang selalu
mendukung hal-hal baik yang akan saya lakukan. Keluarga adalah tempat
utama yang selalu memberi motivasi dan semangat akan keputusan apa
saja yang saya ambil. Dan guru adalah pembimbing saya dalam pelajaran
dan mengajarkan saya berbagai ilmu yang sebelumnya saya tidak tahu
menjadi tahu.
No comments:
Post a Comment