Labels

Tuesday, March 18, 2014

Resensi

Resensi Hikayat Sang Boma




HIKYAT SANG BOMA

Pada suatu hari, Brahma datang pada wisnu di khayang dam brtanaya siapakah yang diantara merka yang di jdikan oleh Dewata Raya Mulia. Maka mereka pun bergilir bersembunyi. Brahma dapat menyembunyikan diri dari wisnu. Kenudian wisnu bersembunyi pula. Ia menjadikan diri se ekor danmasu anak iyu dk kedalam bumi, di dalam bumi ia bertemu seorang yang amat elok parasnaya. Perempuan itu bernama Dewi Pertiwi dan segera di jadikan istri oleh wisnu. Wisnu memberi tahu dewi pertiwi kalau kelak ia beranak, ia ,harus memberikan bunga wijaya kusuma kepda anakanya.
Dewi Pertiwi kemuidian melahirkan seorang anak yang amat jahat rupanya. Karna malu maka anak itu di buang kelaut, brahma melihat anak itu dan tahu anak itu anak wisnu. Lalu di pungutnya. Brahma dan wisnu mengajarnaya beberapa kesaktian dan hikmat tipuhelah peperangan.wisnu menasehatinya jangan pernah menyakiti hati orang bertapa.brahma berkata bahwa Boma akan”menjadi raja besar dan tiada siapa berani menentang matanya,segala dewa-dewa juga takut akan dia,”dan”syahdan jikalau dia mati, ia akan terjatuh ke bumi niscaya hidup pula”,hanyalah wisnu yg sanggup membunuhnya.demikian kata brahma kepada wisnu.
Syahdan Boma masuk ke dalam bumi dan mendapatkan bunga wijaya kusuma dari ibunya,yaitu Dewi Pertiwi.selama bunga itu ditangannya boma akan mati;jika mati ia akan hidup kembali.tidng nenaikiak lama kemudian Boma mendapat kenaikan yg bernama Wilmana dan Baruna pula.dengan menaiki wilmana,boma terbang ke negeri projotasena dan merebut negeri dari tangan danusura.dipeliharanya.aria karia(kerbau) tetapi menjadi patih dibawah patih mudra(karna)yg akan menjadi ganti baginda.maka Boma pun bersuka-sukalah,makan-minum selama empat puluh hari serta kekal kerajaanya didalam negri.

Sesekali peristiwa Brahma dan Wisnu bermain-main ke Gunung Tenunan.Wisnu melihat bunga nagasari terhampar didlam tanah,lalu diambilnya sekuntum.bunga nagasari ini dipujanya.maka terjadilah seorang anak laki-laki yg amat baik parasnya.laki-laki itu bernama drama dewa. Brahma memuja bunga naga sari sekali lagi dan menjadi seorang perempuan yang cantik rupanya untuk menjadikan teman darma dewa. Perempuan bernama Darma Dewi dan di kawinkan darma dewa. Maka hiduplah darma dewa suami istri dengan gembiranya di gunung itu.

Wisnu menjelma menjadi krisma dan diajaknya drma dewa mengikutinya. Kemudian ia TurĂ­n dari gunung dan menjelma pada istri pasu dewa. Tidak lama kemudian istri basudewa melahirakan anak kembar yang terlalu paras nya. Seorang bernama baladewa dan di rajakan di madura seorang lagi bernama krisna di rajakan di Daruawati Pura. Estela menjadi raja, Krisna beristri 2 orang, bernama Dewi Rakmi dan seorang lagi bernama Dewa Jambuati. Maka dewi jambuati hamillah



  1. A . siapa saja tokoh hikayat cerita tersebut ?
*. Brahma : Adil, Tanggung Jawab akan hal sesuatu yang dialami orang lain, Dewasa, Dan dewasanya itu berfikir positif, Menasehati Wisnu, Sopan.
*. Wisnu : Tidak tanggung Jawab dengan lari dari kayangan untuk menghindari brahma. Tidak setia, Karena suka berganti-ganti pasangan.
*. Dewi Pertiwi : Tega, Karena dia membuang anaknya kelaut, taat pada suami yaitu memberikan anaknya bunga wijaya kusuma.
*. Boma : Jahat, karena membunuh danusura demi merebut kekuasaan orang tersebut dengan cara yang sadis.

B. Dimanakah setting cerita hikayat tersebut ?
Setting :
a. Waktu : *. Pada suatu hari saat brahma dating kepada wisnu untuk menanyakan siapa yang akan lebih dulu dijadikan sebagai Dewata Raya Mulia.
*. 40 Hari saat Boma bersuka0suka, makan-makan untuk menjadikan kerajaannya kekal didalam negeri tersebut.

b. Tempat : *. Khayangan : Tempat para dewa-dewa tinggal
*. Bumi : Tempat wisnu bersembunyi dan lalu menikahi seorang perempuan bernama Dewi Pertiwi.
*. Laut : Tempat dibuangnya Boma saat masih bayi.
*. Negeri Pratojasena : Tempat Boma membunuh raja negeri tersebut dan menjadi pemimpin dari negeri tersebut.
*. Gunung Tenunan : Tempat bermain-main brahma dan wisnu. Dan tempat lahirnya Darma Dewa dan Darma Dewi, juga sebagai tempat tinggal dharma dewa-I beserta anak-anaknya.

c. Suasana :
*. Tegang : -. Saat brahma dating dan hendak memilih siapa yang akan menjadi Dewa Raya Mulia.
-. Saat Dewi pertiwi membuang anaknya ke laut.
-. Saat Dewi Pertiwi tahu ternyata anaknya memiliki paras yang amat jahat.
-. Saat brahma member tahu wisnu bahwa anaknya daoat membuat para dewa-dewa bertekuk lutut atau tunduk dihadapannya hanya karena menatap matanya.




*. Bahagia : -. Saat wisnu menikahi Dewi Pertiwi.
-. Saat wisnu menasehati Boma.
-. Saat boma merayakan pesta 40 hari dinegerinya.
-. Saat wisnu melihat bunga nagasari.
-. Saat Darma Dewi Dan Darma dewa dikawinkan.
-. Ketika Istri bawudewa melahirkan anak kembar.

C. Apakah tujuan cerita hikayat tersebut ?
Supaya kita dapat memahami isi cerita tersebut dan membandingkannya dengan jaman sekarang apakah masih ada yang memiliki cerita dan adat istiadat tersebut. Setelah membandingkannya baru kita menjelaskan kehadapan guru dan murid, Apakah budaya tersebut telah punah atau tetap masih ada yang menjalankannya dibeberapa wilayah tertentu.

D. Bagaimana isi cerita hikayat tersebut ?
Menurut saya cerita ini hamper seperti cerita eyang subur dalam menikahi banyak perempuan. Dan cerita adat-istiadat dalam hikayat ini seperti adat-istiadat yang masih berjalan dikota Yogyakarta, jawa tengah, dan beberapa kawasan jawa timur lainnya. Dan untuk memahami isi dari cerita hikayat tersebut saya perlu membaca setidaknya 6x untuk lebih memahami cerita tersebut. Sehingga saya dapat terhanyut dalam cerita tersebut.

E. Apakah Cerita tersebut terjadi di Indonesia ? Jelaskan ?
Iya, Cerita tersebut terjadi di Indonesia. Contohnya saja daerah yang masih kental akan adat istiadat dan budaya jaawa yang masih mempunyai darah biru, dan asli keturunan Raja.















  1. INdetifikasikan cirri-ciri hikayat yang terdapat dalam petikan tersebut dengan memberikan argument terhadap pernyataan berikut.
No.
Pertanyaan
Argument
1
Nama atau sebutan yang bercorak asing
Aria karia(kerbau) seperti orang yang berkebangsaan hindia dan itu sekarang masih mempengaruhi budaya jawa
2
Kerangka sama dengan pelipur lara
Tidak. Karena dalam hikayat tersebut masing-masing tokoh terdapat kekurangan peran yang lengkap.
3
Isi tentang kehidupan raja-raja
Setahu saya raja tidak hanya bersenang-senang saja. Tapi juga mengatur kehidupan ekonomi dan social masyarakatnya.
4
Terhadap pengaruh asing
Ya. Karena Indonesia budaya adat istiadatnya masih ada yang seperti masyarakat india yang beragama Hindu.











Portofolio

  1. Buatlah salat satu hikayat yang terdapat diperpustakaan sekolah anda !

SAMBA DINOBATKAN
Samba, putra Batara Krisna, mati dalam peperangan dengan raja raksasa Sang Boma. Atas perintah Sang Yang Tunggal, maka Batara Syiwa menyuruh Batara Indera dan Batara Narada turun ke dunia menghidupkan Samba kembali.

Alkisah maka tersebutlah perkataan Batara Guru 1) menitahkan Begawan Batara Narada2) dan Batara Indera, katanya, "Hai tuan hamba kedua, pergilah tuan hamba kedua turun ke dunia menghidupkan Raden Samba Prawira itu, karena terlalu kasihan hamba melihat akan ayahanda bundanya terlalu sangat bercintakan anaknya itu." Setelah Begawan Batara Narada dan Batara Indera mendengar titah Batara Guru itu, maka ia pun segeralah turun ke dunia.

Adapun pada tatkala itu mayat Raden Samba Prawira pun hendak dibakar, karena api pembakar itu pun sudah bernyala-nyala besar. Maka Begawan Batara Narada dan Batara Indera datang berdiri di hadapan segala raja-raja. Setelah dilihat oleh Maharaja Darma Wangsa3) dan Arjuna, maka ia pun segera mendapat kan Begawan Batara Narada dan Batara Indera. Setelah Maharaja Bala Dewa4), Bima5), Sri Maharaja Hanuman6), Antareja7), dan Pangeran Gatutkaca 8), Purbaya melihat akan kedua Batara itu datang, maka sekalian raja-raja itu segera mendapatkan Begawan Batara Narada dan Indera itu. Maka kedua Batara itu pun memberi hormat akan segala raja-raja itu.

Syahdan maka Maharaja Darma Wangsa dan Arjuna membawa Begawan Batara Narada Batara Indera itu mendapatkan mayat Raden Samba Prawira diiringkan oleh segala raja-raja sekalian. Maka Begawan Batara Narada dan Batara Indera pun melihat mayat Raden Samba Prawira itu hendak dibakar oleh ayahnya Batara Krisna.
Hatta maka tatkala Batara Krisna melihat akan Begawan Batara Narada dan Batara Indera itu diiringkan oleh segala raja-raja datang mendapatkan mayat Raden Samba Prawira, maka ia pun memberi hormat akan Begawan Batara Narada dan Batara Indera itu.
Maka kata Batara Krisna, "Ya tuan hamba Begawan Batara Narada dan adinda tuan Batara Indera! Apakah pekerjaan tuan hamba kedua ini datang kepada hamba?"
Maka kata Begawan Batara Narada, "Adapun akan hamba kedua ini datang dititahkan oleh Yang Peramesti Guru 9) akan menghidupkan Raden Prawirajaya ini."
Syahdan setelah Batara Krisna mendengar kata Begawan Batara Narada dan Batara Indera itu, maka ia pun terlalu sukacita hatinya, lalu dibawanya hampir kepada mayat Raden Samba Prawirajaya itu. Maka Batara Indera pun mengeluarkan air utama jiwa, lalu disiramkannya kepada bayu10) Raden Samba Prawira. Maka Raden Samba Prawirajaya pun bersin-bersin lalu bangun serta duduk seperti dahulu itu. Maka ia pun menyembah pada kaki Begawan Batara Narada, pada kaki Batara Indera dan pada kaki ayahanda Batara Krisna.
Maka segera dipeluk dan diciumnya oleh ayahandanya. Setelah itu, maka ia pun menyembah pulalah pada kaki Maharaja Darma Wangsa, pada kaki Arjuna, pada kaki ayahanda Maharaja Bala Dewa, pada kaki Bima, pada kaki Sri Maharaja Hanuman, pada adinda Antareja, pada Raden Gatutkaca Pangeran Purbaya dan pada mamanda Nakula 11) dan Sadewa 12) sekalian itu, lalu berpeluk dan bercium-ciuman berganti-ganti. Kemudian daripada itu maka datanglah segala raja-raja kaum Pendawa sekalian seraya berpeluk dan bercium dengan Raden Samba Prawirajaya. Maka pada ketika itu bertukarlah duka dengan suka. Maka segala dewa-dewa kayangan pun mencucurkan air mawar dan menghamburkan bunga rampai emas. Maka akan Begawan Batara Narada dan Batara Indera itu pun bermohonlah kepada Batara Krisna dan kepada Maharaja Darma Wangsa serta kepada sekalian raja-raja, kembali ke kayangannya. Setelah itu maka Batara Krisna pun menurunkan Dewi Januati dan Dewi Tunjung Sari dari atas usungan tujuh pangkat itu, seraya menitahkan membuang usungan itu ke dalam laut.
Maka Baginda Batara Krisna membawa anakanda laki-istri ketiganya itu diiringkan oleh segala dayang-dayangnya dan segala raja-raja sekalian masuk ke dalam kota. Setelah sampai ke dalam, maka Baginda pun memberi anugerah kepada sekalian menteri Dwarawati13) tiada khali lagi kecil dan besar hina-dina sekalian.

Setelah itu maka Batara Krisna menitahkan orang berjaga-jaga empat puluh hari empat puluh malam lamanya. Setelah sudah Baginda bertitah demikian itu, maka Batara Krisna pun menghimpunkan segala raja-raja Pendawa dan sekalian raja-raja kaum Pendawa serta segala menteri, hulubalang dan rakyat sekalian. Setelah berhimpunlah sekaliannya, maka duduklah ia makan minum bersuka-sukaan dengan segala raja-raja itu. Maka segala raja-raja itu pun duduklah pada tempat sesamanya raja-raja, patih duduk sesamanya patih, menteri duduk sesamanya menteri, hulubalang duduk sesamanya hulubalang dan rakyat sekalian duduk sesamanya rakyat pula. Maka sekalian itu duduklah makan minum bersuka-sukaan terlalu ramai dengan segala bunyi-bunyian, dan segala permainan itu tiada langkah lagi bunyinya, karena segala raja-raja itu masing-masing membawa bunyi-bunyian. Maka permainan pun berbagai-bagai rupanya, karena orang berjaga-jaga itu terlalu ramai, karena Baginda Batara Krisna itu mengerjakan anaknya dua laki-istri.
Syahdan setelah genaplah empat puluh hari empat puluh malam, makan dan minum berjaga-jaga itu, maka Baginda Batara Krisna pun menitahkan segala raja-raja itu menghiasi Raden Samba Prawirajaya. Maka Dewi Jembuati dan segala putri-putri pun menghiasi Dewi Januati dan Dewi Tunjung Sari. Setelah sudah berhias ketiganya, maka dinaikkan oranglah ke atas jempana14) emas bertatahkan ratna mutu manikam berumbai-umbaikan mutiara. Setelah Raden Samba Prawirajaya dan Dewi Januati serta Dewi Tunjung Sari dinaikkan orang ke atas jempana emas itu, maka segala bunyi-bunyian pun dipalu oranglah dan segala permainan pun dimainkannyalah, lalu diarak oranglah berkeliling negeri Dwarawati Purwa Negara itu, diiringkan oleh segala raja-raja dan menteri, hulubalang serta rakyat sekalian berjalan dengan segala bunyi-bunyian.

  1. Identifisikan cirri-ciri hikayat dengan menyertakan kalimat pendukung !
*. Kejadian sakti yang menajubkan.
Wisnu berubah menjadi babi dan turun kebumi.
Batara krisna menurunkan Dewi janudi dan dewi tanjungsari dari langit ke-7.
Samba prawijaya dapat dihidupkan kembali dengan menyiramkan air utama jiwa keseluruh tubuhnya.
*. Kebahagiaan pelakunya.
Wisnu bertemu dengan dewi pertiwi dengan wajah yang sangta cantik.
Pada saat raden prawurajaya hidup kembali .
Pada saat raden samba dinobatkan sebagai raja.
*. Percintaan yang mesra.
Darma dewa dan darma dewi dikawinkan jadi hiduplah sepasang suami istri yang bahagia di gunung renungan.
Setelah jadi raja krisna beristri 2 orang yaitu dewi rakmi dan dewi jambuati.
Raden prawurajaya dinobatkan dengan dewi yang cantik dan elok budi pekertinya(dewi januati dan dewi tanjung sari) oleh ayahnya.
*. Relavan dengan kehidupan sekarang.
Zaman sekarang masih ditemukan orang yang percaya animism dan dinamisme.
Saat pernikahan masih banyak dan ada yang member selamatan ada mempercayai hal2 yang berbau dengan kebudayaan hindu.
Raja yogjakarta memiliki lebih dari 1 selir.





  1. Tulislah ringkasan isi hikayat tersebut !
 
Hikayat Sang Boma
SAMBA DINOBATKAN 
Samba, putra Batara Krisna, mati dalam peperangan dengan raja raksasa Sang Boma. Atas perintah Sang Yang Tunggal, maka Batara Syiwa menyuruh Batara Indera dan Batara Naradaturun ke dunia menghidupkan Samba kembali.
Alkisah maka tersebutlah perkataan Batara Guru 1) menitahkan Begawan Batara Narada 2)dan Batara Indera, katanya, "Hai tuan hamba kedua, pergilah tuan hamba kedua turun ke duniamenghidupkan Raden Samba Prawira itu, karena terlalu kasihan hamba melihat akan ayahanda bundanya terlalu sangat bercintakan anaknya itu." Setelah Begawan Batara Narada dan BataraIndera mendengar titah Batara Guru itu, maka ia pun segeralah turun ke dunia.Adapun pada tatkala itu mayat Raden Samba Prawira pun hendak dibakar, karena api pembakar itu pun sudah bernyala-nyala besar. Maka Begawan Batara Narada dan Batara Inderadatang berdiri di hadapan segala raja-raja.
Setelah dilihat oleh Maharaja Darma Wangsa 3) danArjuna, maka ia pun segera mendapatkan Begawan Batara Narada dan Batara Indera. SetelahMaharaja Bala Dewa 4), Bima 5), Sri Maharaja Hanuman 6), Antareja 7), dan PangeranGatutkaca 8), Purbaya melihat akan kedua Batara itu datang, maka sekalian raja-raja itu segeramendapatkan Begawan Batara Narada dan Indera itu.
Maka kedua Batara itu pun memberihormat akan segala raja-raja itu.Syahdan maka Maharaja Darma Wangsa dan Arjuna membawa Begawan Batara NaradaBatara Indera itu mendapatkan mayat Raden Samba Prawira diiringkan oleh segala raja-rajasekalian. Maka Begawan Batara Narada dan Batara Indera pun melihat mayat Raden SambaPrawira itu hendak dibakar oleh ayahnya Batara Krisna.Hatta maka tatkala Batara Krisna melihat akan Begawan Batara Narada dan Batara Indera itudiiringkan oleh segala raja-raja datang mendapatkan mayat Raden Samba Prawira, maka ia punmemberi hormat akan Begawan Batara Narada dan Batara Indera itu.Maka kata Batara Krisna, "Ya tuan hamba Begawan Batara Narada dan adinda tuan BataraIndera! Apakah pekerjaan tuan hamba kedua ini datang kepada hamba?"Maka kata Begawan Batara Narada, "Adapun akan hamba kedua ini datang dititahkan olehYang Peramesti Guru 9) akan menghidupkan Raden Prawirajaya ini."Syahdan setelah Batara Krisna mendengar kata Begawan Batara Narada dan Batara Indera itu,maka ia pun terlalu sukacita hatinya, lalu dibawanya hampir kepada mayat Raden SambaPrawirajaya itu.
Maka Batara Indera pun mengeluarkan air utama jiwa, lalu disiramkannyakepada bayu10) Raden Samba Prawira. Maka Raden Samba Prawirajaya pun bersin-bersin lalu bangun serta duduk seperti dahulu itu. Maka ia pun menyembah pada kaki Begawan Batara Narada, pada kaki Batara Indera dan pada kaki ayahanda Batara Krisna.
Kepercayaan animisme :
Wisnu melihat bunga nagasari terhampar ditanah, ldiambilnya sekuntum. Bunga nagasari ini dipujanya maka terjadilah seorang laki-laki dan perempuan yang elok parasnya.
Kepercayaan dinamisme :
Saat raden pawurajaya dihidupkan dengan memercikkan air utama jiwa keseluruh tubuhnya.

No comments:

Post a Comment